CRHISTIANO LOPES SETELAH DIDEPAK PELITA

Rabu, 09 September 2009
Siap Pindah Rumah dan Naik Kendaraan Umum
koncomacan - Dua hari ini menjadi waktu yang begitu berat bagi Christiano Lopes Figueiredo. Pelita Jaya tak lagi memperpanjang kontraknya meski dia sudah turut belatih. Batas akhir pendaftaran pemain pun sudah semakin dekat, 25 September nanti.
DENGAN tergesa, Christiano Lopes Figueiredo meninggalkan Markas PSSI di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta sore kemarin (8/9). Sudah begitu wajah striker yang musim lalu membela Pelita Jaya itu muram.
Berderet kalimat pun keluar dari mulut Lopes. "Saya kesal dengan manajemen Pelita Jaya, tanpa banyak kata mereka tak memperpanjang kontrak saya lagi," ujar pria kelahiran Brazil 18 Februari 1978 itu.
Rupanya, persoalan itu yang menjadi pemicu kemarahan Lopes. Pelita memutus kontrak Lopes. Memang, kesepakatan awal menyebutkan Lopes dikontrak hanya sampai Indonesia Super League (ISL) musim kompetisi 2008-1009 usai.
"Tapi, sebelum pulang ke Brazil setelah kompetisi selesai mereka meminta saya kembali ke sini untuk tetap membela Pelita," ujar Lopes.
Maka kembalilah Lopes ke Indonesia. Kali ini, dia tak membawa keluarganya, isteri, Elaine Pacecko, dan anaknya, Yasmin Lopes, ke Indonesia. Dia juga telah ikut berlatih beberapa hari di bawah asuhan Fandi Ahmad, arsitek Pelita Jaya. "Untung, saya tak membawa keluarga, jadi saya bisa lebih berhemat," ujar dia.
Menurutnya, keputusan Pelita itu datang langsung dari Rahim Soekasah, manajer Pelita Jaya. Pelita tidak mau memenuhi permintaannya untuk menaikkan nilai kontraknya menjadi Rp 1,1 miliar ditambah dengan rumah dan mobil. Lopes menilai permintaan itu sesuai dengan apa yang dihasilkannya untuk Pelita selama membela klub tersebut.
"Musim lalu kontrak saya di bawah Rp 1 miliar," kata dia.
Nah, setelah menolak keinginan Lopes, ujug-ujug manajemen Pelita mengumumkan sudah memiliki striker baru dari Kolombia.
Di Indonesia Super League musim 2008-2009, Lopes kerap menjadi striker utama bagi Pelita dalam pertandingan. Ia pun termasuk jajaran 10 penyerang tersubur dengan mengkoleksi 17 gol. Namun ketika Lopes mengajukan permintaan kenaikan kontrak itu, Pelita Rahim merasa keberatan. "Mereka tidak bisa lagi negosiasi dan akhirnya menutup peluang saya untuk bergabung dengan Pelita lagi," ucapnya.
Kini, Lopes tengah gencar melakukan pendekatan dengan klub-klub peserta ISL. "Bagi saya Indonesia sudah seperti rumah saya sendiri. Dari makanan dan teman-teman semua oke," ujar dia.
Bali merupakan slah satu tempat favoritnya untuk berlibur. "Tapi kali ini saya tak lagi bisa berlibur dengan mudah. Saya sedang tak memiliki pekerjaan," ujar dia.
Ya, Lopes sudah harus berpikir untuk berhemat selama belum menemukan klub baru. "Saya bukan orang kaya. Sebagai pemain penghasilan saya sangat pas-pasan saja lho," ungkap dia.
Kini dia bersiap-siap untuk pindah rumah dan harus terbiasa untuk menggunakan kendaraan umum. Maklum, mobil yang dimilikinya berasal dari Pelita dan harus dikembalikan setelah tak ada lagi kontrak.
Siap Pindah Rumah dan Naik Kendaraan Umum
koncomacan - Dua hari ini menjadi waktu yang begitu berat bagi Christiano Lopes Figueiredo. Pelita Jaya tak lagi memperpanjang kontraknya meski dia sudah turut belatih. Batas akhir pendaftaran pemain pun sudah semakin dekat, 25 September nanti.
DENGAN tergesa, Christiano Lopes Figueiredo meninggalkan Markas PSSI di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta sore kemarin (8/9). Sudah begitu wajah striker yang musim lalu membela Pelita Jaya itu muram.
Berderet kalimat pun keluar dari mulut Lopes. "Saya kesal dengan manajemen Pelita Jaya, tanpa banyak kata mereka tak memperpanjang kontrak saya lagi," ujar pria kelahiran Brazil 18 Februari 1978 itu.
Rupanya, persoalan itu yang menjadi pemicu kemarahan Lopes. Pelita memutus kontrak Lopes. Memang, kesepakatan awal menyebutkan Lopes dikontrak hanya sampai Indonesia Super League (ISL) musim kompetisi 2008-1009 usai.
"Tapi, sebelum pulang ke Brazil setelah kompetisi selesai mereka meminta saya kembali ke sini untuk tetap membela Pelita," ujar Lopes.
Maka kembalilah Lopes ke Indonesia. Kali ini, dia tak membawa keluarganya, isteri, Elaine Pacecko, dan anaknya, Yasmin Lopes, ke Indonesia. Dia juga telah ikut berlatih beberapa hari di bawah asuhan Fandi Ahmad, arsitek Pelita Jaya. "Untung, saya tak membawa keluarga, jadi saya bisa lebih berhemat," ujar dia.
Menurutnya, keputusan Pelita itu datang langsung dari Rahim Soekasah, manajer Pelita Jaya. Pelita tidak mau memenuhi permintaannya untuk menaikkan nilai kontraknya menjadi Rp 1,1 miliar ditambah dengan rumah dan mobil. Lopes menilai permintaan itu sesuai dengan apa yang dihasilkannya untuk Pelita selama membela klub tersebut.
"Musim lalu kontrak saya di bawah Rp 1 miliar," kata dia.
Nah, setelah menolak keinginan Lopes, ujug-ujug manajemen Pelita mengumumkan sudah memiliki striker baru dari Kolombia.
Di Indonesia Super League musim 2008-2009, Lopes kerap menjadi striker utama bagi Pelita dalam pertandingan. Ia pun termasuk jajaran 10 penyerang tersubur dengan mengkoleksi 17 gol. Namun ketika Lopes mengajukan permintaan kenaikan kontrak itu, Pelita Rahim merasa keberatan. "Mereka tidak bisa lagi negosiasi dan akhirnya menutup peluang saya untuk bergabung dengan Pelita lagi," ucapnya.
Kini, Lopes tengah gencar melakukan pendekatan dengan klub-klub peserta ISL. "Bagi saya Indonesia sudah seperti rumah saya sendiri. Dari makanan dan teman-teman semua oke," ujar dia.
Bali merupakan slah satu tempat favoritnya untuk berlibur. "Tapi kali ini saya tak lagi bisa berlibur dengan mudah. Saya sedang tak memiliki pekerjaan," ujar dia.
Ya, Lopes sudah harus berpikir untuk berhemat selama belum menemukan klub baru. "Saya bukan orang kaya. Sebagai pemain penghasilan saya sangat pas-pasan saja lho," ungkap dia.
Kini dia bersiap-siap untuk pindah rumah dan harus terbiasa untuk menggunakan kendaraan umum. Maklum, mobil yang dimilikinya berasal dari Pelita dan harus dikembalikan setelah tak ada lagi kontrak.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda