HAPUS DAFTAR HITAM

Selasa, 08 September 2009
koncomacan - JAKARTA, PSSI tak mau kehilangan subsidi pembinaan dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) hanya karena kasus pemain asing di Indonesia. Karena itu, induk organisasi sepak bola tanah air tersebut fokus untuk mereduksi kasus tersebut. Caranya, PSSI akan membentuk lembaga arbitrase secepatnya.
"Format pembentukan tim arbitrase itu sudah selesai. Kami telah mengundang agen-agen pemain asing untuk membicarakan persoalan ini," ujar Mafirion dari Komite Alih Status dan Transfer Pemain PSSI.
Menurut Mafirion, selain terancam kehilangan subsidi dari FIFA, kerugian lain harus ditanggung PSSI karena kasus tersebut. Yakni, PSSI wajib menalangi tunggakan klub kepada pemain yang memenangi sengketa.
Selama ini, banyak pengaduan tentang sengketa pemain asing dan klub ke FIFA. Celakanya, beberapa kasus justru dimenangkan oleh si pemain karena kontrak yang dibuat klub lemah.
Ya, Indonesia masuk dalam daftar hitam FIFA menyangkut persoalan pengaduan pemain. FIFA mewajibkan Indonesia membentuk National Dispute Resolution Chamber (NDRC) secepatnya sejak peringatan yang diberikan tahun lalu. Selama ini, kasus tersebut hanya sampai ke komisi disiplin. Mereka kemudian menyampaikannya kepada FIFA atau lembaga peradilan olahraga internasional. Hasilnya, kasus pengaduan masih tinggi.
Karena itu, PSSI sebagai induk organisasi wajib membentuk lembaga arbitrase. Namun, PT Liga Indonesia (PT LI) sebagai regulator kompetisi juga wajib turun tangan untuk mereduksi maraknya kasus pengaduan klub oleh pemain itu.
PT LI telah membuka langkah dengan mewajibkan kontrak pemain dan klub sesuai dengan pakem FIFA. "Kami hanya bisa membuat rekomendasi kepada PSSI. Merekalah yang bisa membentuk badan peradilan itu," ujar Tigor Shalom Boboy, sekretaris PT LI.
Memang, PT LI mengakui bahwa kasus pemain asing yang masuk ke FIFA banyak. Menurut catatan PT LI, ada lima klub yang kasus pemain asingnya sampai ke FIFA. (vem/diq)
Para Manajer Dikumpulkan di Jakarta
koncomacan - JAKARTA, Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) PSSI akan menggelar pertemuan dengan para manajer klub peserta kompetisi Divisi I dan II musim ini di Jakarta, Selasa (8/9). Pertemuan akan membahas kompetisi PSSI Divisi I dan Divisi II Tahun 2009 yang akan begulir tanggal 4 Oktober 2009.
"Kami mengharapkan para manajer klub bisa hadir tepat pada waktunya. Kita juga memberi ’deadline’ hingga tanggal 8 September, bagi klub yang belum mendaftar atau belum lengkap persyaratan administrasinya," kata Direktur Kompetisi BLAI, Budi Hardjo, di Jakarta, Senin (7/9).
Ia mengatakan, menurut data yang dimiliki BLAI, saat ini sudah ada 60 klub yang mendaftarkan diri untuk kompetisi Divisi I. Masih ada enam klub lagi yang belum mendaftarkan diri. Total klub peserta Divisi I PSSI 2009 memang berjumlah 66 klub.
Untuk klub Divisi II, baru 87 klub yang mendaftarkan diri ke BLAI. Padahal total peserta kasta kedua kompetisi yang digelar BLAI ini berjumlah 100 klub. Dari 87 klub itu pun, satu klub sudah menyatakan mengundurkan diri.
Dalam pertemuan nanti, BLAI juga meminta kepada para klub yang mengajukan diri menjadi tuan rumah, untuk segera melengkapi syarat pengajuan menjadi tuan rumah. Di antaranya syarat itu adalah menyerahkan hasil verifikasi & rekomendasi Pengprov PSSI di daerahnya.
Ia mengatakan, satu hal yang juga tak kalah penting, BLAI mengimbau kepada klub yang masih mempunyai kewajiban denda pada musim kompetisi sebelumnya, untuk segera menyelesaikannya.