TOLERANSI SKUAD YANG TERLAMBAT

koncomacan - JAKARTA, Target final Timnas U-23 pada SEA Games XXIV/2009 Laos hanya menjadi angan klise. Nyatanya, langkah awal untuk seleksi saja bagai jauh api dari panggang.
Ya, di antara 21 pemain yang dipanggil untuk mengikuti seleksi di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring pada 7 Agustus lalu, hanya 12 orang yang datang. Yakni, Yong­ky Ari Wibowo, Lucky Wahyu, Johan Juansyah, Frenky Irawan, Djayusman Triasdi, Rachmat Latief, Joko Sidik, Titus Bonai, Windu Hanggoro, M. Fauzan Djamal, Rendy Siregar, dan Elvis Nelson.
Tak ada alasan jelas dari 9 pemain yang tak datang itu. Tak lengkapnya peserta seleksi pertama menjadikan agenda tersebut berjalan kurang optimal. Maklum, dengan jumlah itu, pelatih Timnas U-23 Cesar Payovich tak bisa menggeber seleksi dalam bentuk game.
Hari ini, rencananya diteruskan latihan perdana pemain yang dipanggil pada gelombang kedua. Gelombang itu diisi muka-muka baru yang belum pernah mengikuti pelatnas dan uji coba U-23. Mayoritas diisi pemain U-21.
Mereka yang ditunggu hari ini adalah Muhammad Ridwan (Persita U-21), Galih Sudaryono (Pro Duta), Ruben Karel Sanadi (PSMS), Yudi Khoerudin (Pro Duta), Hasim Kipau (Persija U-21), Danan Puspito (Persija), dan Seftia Hadi (Pro Duta). Lalu, I Gede Sukadana Pratama (Persela), Nasution Karuraba (Persisam), Rizki Ramdani Lestaluhu (Persija), Mahardiga Lasut (Persiraja), dan Oktavianus Maniani (Pro Duta ). Serta, Rusdi Muwalat (Persija U-21), Andika Yudhistira Lubis (PSMS), Dendi Santoso (Arema U-21), Dede Hugo Kunarko (Deltras), dan Engel Bert Sanii (Persiram).
Seleksi bagi para peserta gelombang kedua dimulai besok (12/8). Nanti dipilih pemain terbaik untuk mengisi skuad SEA Games ke-25 dengan arsitek Cesar Payovich asal Uruguay. Mereka akan berlatih bersama sampai menjelang Ramadan.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Rahim Soekasah tak mau bertangan besi. Pria dua anak itu akan melihat penyebab keterlambatan pemain.
"Kalau masih harus mengurus sekolah atau ada kesulitan transportasi bagaimana. Mereka memang harus membiayai sendiri transportasi ke Palembang, baru nanti kami ganti," ujar Rahim di Jakarta kemarin (10/8).
Sesuai kode disiplin PSSI, pemain yang menolak dipanggil atau tak mengindahkan panggilan timnas dinyatakan melanggar pasal 78 kode disiplin. Dalam pasal itu, dicantumkan sanksi skors enam bulan tidak boleh main di kompetisi mana pun di Indonesia dan dikenai denda minimal Rp 100 juta.
Berpatokan pada pasal itu, Rahim menyerahkan persoalan tersebut kepada PSSI. "PSSI yang akan mengeksekusinya," ujarnya.