TIMNAS INDONESIA DIDUKUNG DANA 33 MILIAR

koncomacan - Tim nasional Indonesia disokong dana Rp 33,6 miliar untuk membiayai beberapa agenda. Alokasi dana itu disesuaikan dengan prioritas program PSSI.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Nugraha Besoes menyatakan, PSSI menyiapkan anggaran maksimal Rp 56 miliar untuk tahun ini. Dari total anggaran itu, 60 persen digunakan untuk menghidupi aktivitas timnas senior, junior dan juga wanita.
“Anggaran PSSI tiap tahun jumlahnya kurang lebih sama, yakni berkisar dari Rp 50-56 miliar. Tahun ini, itu akan coba dimaksimalkan. Tapi, sebagian besar dana memang digunakan untuk timnas senior. Sebab, timnas senior adalah prioritas utama dan agendanya cukup padat,” ungkap Nugraha kepada GOSport.
Timnas senior saat ini sedang berjuang lolos dari Grup B Kualifikasi Pra Piala Asia 2011 yang dihuni Australia, Oman serta Kuwait. Tim Merah Putih pun merencanakan training camp (TC) mulai Jumat 25 September 2009 sampai Kamis 8 Oktober 2009 di Jakarta.
Tugas berat juga dipikul oleh skuad timnas U-23 di SEA Games (SEAG) 2009 Laos, yang membidik babak final di ajang multi event dua tahunan itu. Sedangkan, Timnas U-19 ditargetkan bisa menyabet juara Grup F Piala Asia U-19 di Stadion Si Jalak Harupat stau Stadion Siliwangi, Bandung, November 2009.
“Kami ingin melihat bukti timnas U-19 setelah belajar di Uruguay. Pembagian anggaran timnas menurut prioritas PSSI. Tapi, dana tersebut masih lebih besar dari operasional organisasi dan teknis lainnya. Bukan hanya biaya TC,
kami juga harus menanggung transportasi dan akomodasi saat mengikuti sebuah event. Jumlah anggaran timnas negara lain, kurang lebih sama,” terangnya.
Masalahnya, investasi Merah Putih tahun lalu senilai Rp 20 miliar hanya berbuah satu gelar Piala Kemerdekaan 2008. Satu-satunya gelar tersebut dibumbui aksi walk out Libya di babak kedua laga final, meski tim Timur Tengah itu memimpin 1-0.
Charis Yulianto cs pun harus puas menjadi runner up turnamen GRMC di Myanmar. Malah, saat menjadi tuan rumah pada babak kualifikasi Piala AFF, tim yang dipoles oleh Benny Dollo ini gagal mewujudkan target utama menjadi kampiun. Mereka tereliminasi di semifinal lantaran kalah agregat 1-3 dari Thailand.
“Kami memang akan menggelar beberapa event, seperti putaran knock out Piala Asia U-19. Tapi, dana penyelengaraan tetap dari sponsor. Kami menjual hak siar kepada televisi, namun hanya anggaran pokoknya saja yang diterima untuk pelaksanaan event. Andai kata ada sisa, baru masuk ke timnas. Kami agak terbantu dengan apparel,” tandas Nugraha.
Terkait dengan kesiapan tim nasional U-23 yang saat ini dipegang oleh pelatih asal Uruguay, Cesar Payovich Perez, menurut Nugraha posisi sang pelatih berpotensi diganti. Hal itu mengingat situasi Cesar yang saat ini tengah menemani istrinya yang sedang sakit dan dirawat di Uruguay.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Nugraha Besoes menyatakan, PSSI menyiapkan anggaran maksimal Rp 56 miliar untuk tahun ini. Dari total anggaran itu, 60 persen digunakan untuk menghidupi aktivitas timnas senior, junior dan juga wanita.
“Anggaran PSSI tiap tahun jumlahnya kurang lebih sama, yakni berkisar dari Rp 50-56 miliar. Tahun ini, itu akan coba dimaksimalkan. Tapi, sebagian besar dana memang digunakan untuk timnas senior. Sebab, timnas senior adalah prioritas utama dan agendanya cukup padat,” ungkap Nugraha kepada GOSport.
Timnas senior saat ini sedang berjuang lolos dari Grup B Kualifikasi Pra Piala Asia 2011 yang dihuni Australia, Oman serta Kuwait. Tim Merah Putih pun merencanakan training camp (TC) mulai Jumat 25 September 2009 sampai Kamis 8 Oktober 2009 di Jakarta.
Tugas berat juga dipikul oleh skuad timnas U-23 di SEA Games (SEAG) 2009 Laos, yang membidik babak final di ajang multi event dua tahunan itu. Sedangkan, Timnas U-19 ditargetkan bisa menyabet juara Grup F Piala Asia U-19 di Stadion Si Jalak Harupat stau Stadion Siliwangi, Bandung, November 2009.
“Kami ingin melihat bukti timnas U-19 setelah belajar di Uruguay. Pembagian anggaran timnas menurut prioritas PSSI. Tapi, dana tersebut masih lebih besar dari operasional organisasi dan teknis lainnya. Bukan hanya biaya TC,
kami juga harus menanggung transportasi dan akomodasi saat mengikuti sebuah event. Jumlah anggaran timnas negara lain, kurang lebih sama,” terangnya.
Masalahnya, investasi Merah Putih tahun lalu senilai Rp 20 miliar hanya berbuah satu gelar Piala Kemerdekaan 2008. Satu-satunya gelar tersebut dibumbui aksi walk out Libya di babak kedua laga final, meski tim Timur Tengah itu memimpin 1-0.
Charis Yulianto cs pun harus puas menjadi runner up turnamen GRMC di Myanmar. Malah, saat menjadi tuan rumah pada babak kualifikasi Piala AFF, tim yang dipoles oleh Benny Dollo ini gagal mewujudkan target utama menjadi kampiun. Mereka tereliminasi di semifinal lantaran kalah agregat 1-3 dari Thailand.
“Kami memang akan menggelar beberapa event, seperti putaran knock out Piala Asia U-19. Tapi, dana penyelengaraan tetap dari sponsor. Kami menjual hak siar kepada televisi, namun hanya anggaran pokoknya saja yang diterima untuk pelaksanaan event. Andai kata ada sisa, baru masuk ke timnas. Kami agak terbantu dengan apparel,” tandas Nugraha.
Terkait dengan kesiapan tim nasional U-23 yang saat ini dipegang oleh pelatih asal Uruguay, Cesar Payovich Perez, menurut Nugraha posisi sang pelatih berpotensi diganti. Hal itu mengingat situasi Cesar yang saat ini tengah menemani istrinya yang sedang sakit dan dirawat di Uruguay.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda