BERJUANG LEWAT KOMISI BANDING
Buktinya, mewakilkan asisten manajer Anton J. Timbenai, Persipura mendatangi kantor PSSI di kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin (4/8). Dia ditugasi membawa memori banding kepada Komisi Banding (Komding) PSSI.
''Kami sudah menyerahkan uang jaminan. Kali ini tinggal menyerahkan memori banding," ujar Anton.
Dia berharap, keputusan komding bisa segera diperoleh. Maklum, Anton menilai keputusan komisi disiplin (komdis) sangat memberatkan pihaknya. Terutama menyangkut tiga aspek. Yaitu, pengembalian match fee Rp 500 juta. Jumlah itu tak termasuk hadiah sebagai runner-up Rp 750 juta yang belum diterima Persipura. Selain itu, Anton berkeberatan dengan sanksi selama dua tahun berkiprah di sepak bola bagi Ketua Umum Persipura M.R. Kambu. ''Itu pembunuhan karakter bagi dia," ucap Anton.
Larangan tampil di Copa Indonesia musim depan juga menjadi pukulan telak bagi Persipura. Di atas kertas, dia mengakui absen dalam Copa Indonesia bisa mengurangi biaya operasional, tapi tim dibentuk memang untuk berkompetisi.
Ketidakadilan lain yang masih dipertanyakan Persipura adalah wasit Purwanto, yang memimpin laga final Copa Indonesia, malah diberi jabatan sebagai anggota Komdis PSSI. Persoalan lain sudah tak dipikirkan lagi. Misalnya, larangan tampil dua penggawa asing, Ernest Jeremiah dan Alberto ''Beto" Goncalves, pada tiga tahun ke depan.
''Persipura harus merelakan mereka. Kami akan mencari pengganti nanti," tegasnya. Hingga meninggalkan markas PSSI, Anton belum mendapatkan jawaban dari komding.
Terpisah, Rusdy Taher, ketua Komding PSSI, mengatakan belum menerima memori banding Persipura Jayapura. Menurut Rusdy, bisa saja Persipura sudah mengajukan berkas yang mencantumkan secara lengkap keberatan Persipura, namun dirinya belum membacanya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda