PELATIH DI-FIT AAND PROPER TEST

Ronny Halawane : "Tidak Pernah Ada fit and proper tes pelatih. Apalagi ini Liga Super"
koncomacan - KEDIRI, Persik sepertinya akan mengambil 'terobosan' baru. Mereka merencanakan melakukan fit and proper test terhadap calon pelatih yang diinginkan. Dalihnya, agar pemilihan figur pelatih tepat.
Hanya saja, langkah tersebut dianggap sebagai suatu hal yang tak perlu. Sebab, pelatih untuk klub liga super sudah ditentukan syaratnya oleh Badan Liga Indonesia. Yaitu harus berlisensi A.
Rencana melakukan uji kelayakan bagi kandidat pelatih Persik itu diutarakan oleh Ketua Umum dr Samsul Ashar. Wali Kota Kediri ini mengatakannya kemarin. Di hadapan para wartawan usai salat Jumat di masjid pemkot, Samsul menegaskan perlu melakukan hal tersebut.
"Sebelum memilih tentunya kami akan melakukan fit and proper test dulu terhadap calon-calon pelatih," kata Samsul.
Tes itu penting dilakukan. Menurutnya digunakan untuk menjaring siapa yang akan jadi pelatih. Sekaligus untuk menyeleksi beberapa nama yang saat ini sudah ada di saku. "Supaya pemilihannya tepat," dalih Samsul.
Tapi Samsul tak merinci seperti apa fit and proper tes itu nanti dilakukan. Apakah sebatas tes tulis, praktik di lapangan, atau sekadar melakukan pembicaraan antara calon pelatih dengan Persik.
Samsul juga cenderung merahasiakannya. Termasuk di mana fit and proper test tersebut akan dilakukan. "Di suatu tempat yang tidak akan dikatakan di sini," kata lelaki yang baru beberapa bulan menjabat wali kota ini.
Hasrat Persik melakukan fit and proper test bagi pelatih itu langsung menuai kritikan. Menurut pengamat Persik Ronny Halawane, langkah Persik itu bisa jadi 'sejarah' bagi sepak bola nasional. Karena baru sekali ini ada klub yang melakukan uji kelayakan terhadap pelatih.
"Sepanjang pengalaman saya sebagai pelatih tidak pernah ada fit and proper test sebagai pelatih. Apalagi ini liga super," kata Rony Halawane.
Ronny menyebut langkah pengurus itu sebagai suatu kesia-siaan. Sebab, sudah ada standardisasi bagi pelatih ISL. Yaitu pelatih harus memiliki lisensi A. Lisensi itulah yang merupakan patokan kualitas. Dengan lisensi A berarti pelatih sudah berstandar AFC.
"Tinggal perbedaan kualitas antarpelatih bisa dilihat dari track record-nya selama ini," tegasnya.
Menurut Rony, fit and proper test umumnya dilakukan untuk para pemain yang melamar ke sebuah tim. Klub melakukan untuk beberapa alasan. Yaitu memastikan kualitas dan karena kebutuhan. Fit and proper test itu biasa disebut sebagai seleksi pemain.
"Lalu, kalau yang dites pelatih dengan lisensi A, siapa yang akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan itu? Apa anggota DPRD? Malah tidak kompeten dong," tegasnya. (red/agus ef)