MENUNGGU LEGITIMASI
koncomacan - KEDIRI, Wali Kota Kediri Samsul Ashar ternyata masih gamang dengan status ex-officio Ketua Umum Persik yang disandangnya saat ini. Sebab, status ketum itu dianggapnya belum memiliki legitimasi yang kuat. Karena tidak dihasilkan dari sebuah musyawarah anggota.
"Saya ingin ada musyawarah dulu untuk menentukan ketua umum," kata Samsul Ashar beberapa waktu lalu.
Soal legitimasi itu bagi Samsul sangat penting. Untuk memastikan bahwa dirinya adalah Ketua Umum Persik yang benar-benar legal. Sehingga benar-benar berhak dan memiliki wewenang yang sah untuk mengurus skuad Macan Putih. Termasuk mengurus soal administrasi dan keuangan.
"Supaya enak kepengurusan harus ditata dulu dan semua harus berdasarkan hal yang benar," sambungnya.
Hingga saat ini, jabatan ketum Persik yang disandangnya menurut Samsul masih memunculkan pro dan kontra. Jika mengacu pada aturan tim perserikatan maka kepala daerah seperti dirinya secara otomatis menjadi ketua umum satu tim perserikatan secara ex officio.
Namum masalahnya, sekarang Persik dihadapkan pada klub profesional yang akan berlaga di kompetisi profesional. "Dengan kondisi profesionalitas seperti sekarang apakah wali kota secara otomatis menjadi ketua umum?" tanyanya.
Adanya pro dan kontra seperti itu maka Samsul menginginkan agar Persik segera menggelar semacam musyawarah yang diikuti oleh anggota perserikatannya. Tujuannya untuk memberikan legitimasi kepada seseorang untuk menjadi ketua umumnya sepeninggal HA Machut yang lengser beberapa bulan lalu.
Jika toh pada akhirnya dirinya akan menjadi ketua umum, Samsul mengaku siap menjalankannya. "Tidak masalah kalau memang saya dipilih untuk menjadi ketua umum. Tapi dengan begitu kan menjadi ada dasarnya bahwa saya sudah benar-benar menjadi ketua umum Persik," sebutnya.
Dalam mekanisme perserikatan, memang ada musyawarah anggota (musang). Musang ini biasanya juga untuk mengukuhkan seorang kepala daerah menjadi ketua ex officio.
Sementara itu, problem legitimasi seperti yang dikeluhkan Samsul tersebut berimbas pada belum terbentuknya kepengurusan Persik untuk periode musim depan hingga saat ini. Hal itu secara langsung menghambat persiapan Macan Putih menghadapi kompetisi musim depan.
Belum adanya kepengurusan tersebut, Persik tak bisa segera memutuskan langkah-langkah ke depan. Termasuk memutuskan siapa-siapa pemain yang akan dikontrak atau dilepas.
(red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda