HAMKA HAMZAH MENINGGALKAN PERSIK

Perabot Bertambah Dua Kali Lipat, Sewa Truk
koncomacan - Kompetisi Indonesia Super League (DISL) edisi perdana baru saja usai. Namun, Hamka Hamzah langsung sibuk, terutama mengurusi kepindahannya setelah memutuskan hengkang dari Persik Kediri.
BERBEDA dengan rumah-rumah di sebelahnya, rumah Hamka Hamzah di Blok A Perumahan Mojoroto Indah tampak sangat berantakan. Kotor dan banyak sampah.
Tumpukan barang-barang memenuhi rumahnya. Mulai ruang tamu, garasi, hingga teras. Berbagai barang menumpuk. Mulai barang-barang terpakai yang tampak dikemas rapi dalam tas, kardus, dibungkus keras koran atau diwadahi tas plastik, hingga barang-barang tak terpakai. Misalnya, tumpukan koran bekas, sampah-sampah plastik, dan kardus-kardus bekas.
Siang itu rumah pemain yang berposisi sebagai bek tersebut benar-benar seperti kapal pecah. Seperti gudang yang baru saja mendapatkan pasokan isi baru. Berjejal. Barang menumpuk dan berdebu.
Di rumah Hamka, beberapa orang tampak duduk santai di sekitar tumpukan barang-barang itu. Selain keluarga mantan pemain Persija tersebut, ada para tukang yang dimintai tolong untuk membereskan rumah yang menghadap ke barat itu.
Mereka melepas lelah sembari meneguk teh botol. Bulir-bulir ''embun'' masih menghiasi pinggiran botol itu. Seorang lagi berdiri sambil sesekali mondar-mandir. Dia sibuk memeriksa tumpukan-tumpukan itu. Satu per satu dicek dengan teliti.
''Kardus isi sepatu udah sayang?" kata Hamka dengan nada agak berteriak kepada istrinya, Maria Margaretha Melissa. ''Mana ini kok tidak ada," sambungnya sebelum pertanyaan pertama dijawab sang istri yang ada di dapur.
Akhirnya pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya. Pemain dengan nomor punggung 23 tersebut menemukan yang dicarinya. Satu tas berisi beberapa pasang sepatunya. Mulai sepatu kets, sepatu latihan, hingga sepatu untuk pertandingan.
''Bisa bahaya kalau ini ketinggalan," celetuk pemain kelahiran Makassar, 27 tahun silam, itu.
Tak hanya sehari kemarin Hamka dan istrinya serta beberapa pembantu sibuk dengan barang-barang itu, tapi sejak beberapa hari lalu. Satu per satu barang-barang di dalam rumah tersebut dikemasi.
''Ini tidak selesai-selesai," keluh pemain yang pernah berposisi sebagai striker ketika masih membela PSM Makassar tersebut.
Namun, setelah melakukan ''perjuangan'' berat, semua barang-barang miliknya akhirnya bisa dikemasi. Baik kulkas, mesin AC, kompor gas, maupun beberapa barang lain dikemas dengan pembungkusnya masing-masing seperti saat masih baru.
''Itu yang susah. Nyari kardusnya itu lama," katanya.
Hamka tak mengira bahwa selama setahun berada di Kediri, dirinya dan keluarganya sudah membeli banyak barang baru. Terutama untuk kebutuhan rumah tangga. Bahkan, barang yang dikemasi dan dikeluarkan mencapai dua kali lipat lebih daripada barang yang dimasukkan ke rumah itu dulu.
''Tambah banyak sekali. Ada dua kali lipatnya," katanya sembari menggeleng-gelengkan kepala.
Selain barang-barang rumah tangga, tambahan paling banyak berasal dari perabot putri semata wayangnya, Gwen Van Hamka, yang berusia sekita setahun. Maklum Gwen lahir saat Hamka membela Persik. Maka, banyak barang perabotnya yang dibeli di Kediri.
''Banyak sekali. Karena anak pertama, lagi seneng-senengnya beliin apa saja. Jadinya menumpuk," katanya sembari menunjukkan tumpukan barang-barang Gwen. Di antaranya, kasur bayi, kereta dorong, dan mainan.
Lalu, bagaimana cara pemain yang musim depan membela Persisam Samarinda itu membawa semua barang-barang tersebut? ''Udah sewa satu truk. Moga-moga cukup," ujarnya.
Meski membela Perisam musim depan, si Bengal tak serta-merta mengangkuti semua barang-barangnya itu ke Samarinda. ''Saya bawa pulang ke Jakarta. Rumah kan di Jakarta," tandasnya. (red/agus ef)