TAKLUKAN PERSITA

PKT 2 vs PERSITA 1
koncomacan - Bontang PKT untuk sementara menjauhi zona degradasi seusai mengandaskan Persita Tangerang 2-1 (1-0) dalam laga lanjutan Super Liga Indonesia di Stadion Mulawarman, PT Pupuk Kalimantan Timur, Selasa (12/5) malam.
James Debbah, penyerang asal Liberia, memborong dua gol PKT menit ke-30 dan menit ke-57. Gol menit ke-30 diciptakan lewat titik penalti akibat pemain belakang Persita kedapatan memegang bola. Gol balasan Persita dicetak oleh Micheal Adolfo Souza pada menit ke-52.
Duel ini amat penting bagi kedua tim yang sebelum laga berada di zona degradasi. PKT di urutan ke-15 sedangkan Persita di urutan ke-16 klasemen sementara.
Namun, kemenangan dengan skor 2-1 itu mengantarkan "Laskar Khatulistiwa" menduduki urutan ke-13 dengan nilai 27 dari 28 pertandingan. PKT menggeser Persitara Jakarta Utara ke urutan 14 dan PSMS Medan ke peringkat 15. "Pendekar Cisadane" tetap berada di urutan ke-16 dengan nilai 24 dari 28 kali berlaga.
PKT TAK INDAHKAN SANKSI KOMDIS
Kemenangan Bontang PKT atas Persita Tangerang 2-1, malam tadi, tak lantas membuat pengurus Laskar Khatulistiwa sepenuhnya happy. Khusus terhadap sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, PKT mengambil sikap tegas dengan menolak hukuman tersebut.
Minggu lalu, Komdis yang diketuai Hinca Pandjaitan menjatuhkan denda uang masing-masing sebesar Rp 20 juta kepada dua asisten manajer PKT, Prayitno Hadiwaluyo dan M Erriza. Keduanya dianggap melakukan intervensi dengan memasuki ruang ganti wasit Mukhlis Ali Fatoni saat PKT menjamu Persela Lamongan di Stadion Mulawarman, 7 Maret lalu.
“Biarkan saja, Komdis mau apa. Yang jelas kami tidak akan membayar denda sepeser pun. Saya siap diberi sanksi tapi kenapa mereka (Komdis, Red) tidak memberikan kesempatan kami untuk banding,” ucap Prayitno yang menilai sanksi Komdis tidak mencerminkan bentuk hukuman mendidik.
Prayitno sekali lagi menegaskan bahwa dirinya tak pernah mengintervensi wasit. Dia hanya mempertanyakan keputusan Mukhlis Ali Fatoni yang hanya menghukum kartu kuning bagi Deny Tarkas, gelandang Persela yang melancarkan “tendangan kungfu” terhadap Jumadi Abdi, gelandang PKT. Padahal buntut pelanggaran itu sungguh fatal. Jumadi tewas beberapa hari kemudian karena mengalami pecah usus halus.
“Saya sebenarnya malas membahas sanksi dari Komdis. Ternyata pembunuh pemain kami juga hanya dikenai sanksi ringan (larangan bermain empat bulan, Red). Kenapa kami yang menanyakan keadilan wasit justru dihukum lebih berat,” gugat Prayitno.
Segendang-sepenarian, asisten manajer lainnya M Erriza juga mengungkapkan keengganan mengindahkan sanksi dari Komdis. “Terserah mereka memberi kami sanksi apa. Saya pribadi tidak memiliki uang segitu banyak hanya untuk membayar denda. Untuk memikirkan tim ini sampai akhir kompetisi nanti juga kami masih kebingungan,” ucapnya.
Komdis sendiri sudah menyiapkan “jerat berlapis”. Selain tak memberi PKT kesempatan untuk banding, lembaga PSSI itu juga menetapkan bahwa denda paling lambat harus dibayar 6 Juni mendatang. Jika tidak, PKT akan dikenakan hukuman lebih berat.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda