MASIH ADA KEMUNGKINAN DIJUAL

Celakanya, meski bermain di kandang, kans PSIS untuk menang tidak begitu besar. Dari enam pertandingan kandang sepanjang putaran kedua DISL 2008/2009, PSIS hanya mampu menang sekali. Yaitu, saat melawan Persitara (14/3). Sisanya, sekali seri dan empat kali kalah.
''Bermain di kandang sekarang ini memang tidak begitu membantu PSIS untuk menang. Kami hanya punya target untuk menang. Soal hasil pertandingan tidak bisa diprediksi. Sebab, di atas kertas kans kami untuk menang tidak lebih dari 50 persen, meski main di kandang,'' kata Setyo Agung Nugroho, manajer teknik PSIS.
Karena itulah, Agung hanya bisa menunggu pertandingan demi pertandingan PSIS sambil berharap ada keajaiban PSIS memenangi semua pertandingan yang tersisa. ''Kalaupun PSIS di Divisi Utama, mau apa lagi? Kami sudah berusaha keras membentuk tim yang solid. Bahkan, di awal putaran kedua, kami menggaet 12 pemain baru. Tapi, hasilnya tak ada,'' jelasnya.
Tanpa bantuan APBD, PSIS memang tak mampu membeli striker tangguh dan membentuk tim yang solid. Masyarakat Kota Semarang juga tidak bisa menuntut terlalu banyak terhadap tim kebanggaannya itu untuk mampu berprestasi lebih baik. Bahkan, pada musim kompetisi berikutnya penggemar PSIS harus siap-siap menyaksikan tim kebanggaannya tersebut berlaga di Divisi Utama.
Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip pun sudah memberikan gambaran. ''Tanpa dana APBD, kami sulit bersaing dengan tim yang mendapat APBD. Tahun depan, bila tidak mendapat penyertaan modal APBD, meski berkompetisi di Divisi Utama, PSIS tetap sulit bersaing,'' ujarnya.
Setelah gagal mendapat dana APBD 2008/2009, Sukawi yang juga wali kota Semarang akan menyiapkan Raperda untuk penyertaan modal PSIS di tahun anggaran selanjutnya. ''Kami tidak terlalu optimistis. Tapi, saya melihat kesungguhan manajemen mempertahankan PSIS. Diharapkan, para anggota dewan akan banyak membantu,'' lanjutnya.
Sukawi juga menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan PSIS dijual. Jika pengurus dan manajemen tidak mampu lagi membiayai kompetisi nan mahal itu, dia akan menjual PSIS. ''Namun, syaratnya, PSIS tetap ber-home base di Semarang, siapa pun pembelinya,'' tegasnya.
Dia menambahkan, beberapa waktu lalu Kabupaten Penajam sudah menawar. Namun, Sukawi menolak karena PSIS akan diboyong ke salah satu kabupaten kaya di Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda