LUPAKAN TARGET LIMA BESAR

koncomacan-MAKASSAR. Sebagai tim besar, PSM Makassar punya target. Mereka berharap menembus posisi lima besar dalam Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009.
Tapi, seiring perjalanan waktu, target Pasukan Ramang -julukan PSM- itu pun mulai kendur. "Kami memang harus realistis. Sisa pertandingan PSM relatif berat. Bisa bertahan di posisi delapan atau maksimal enam saja sudah bagus," kata Wakil Manajer PSM Ishlah Idrus kemarin (5/4).
Ya, PSM memang masih memiliki sembilan laga sisa dengan empat pertandingan home. Pasukan Ramang hanya menargetkan delapan poin. Alasannya, hanya laga versus PKT Bontang dan Persiba Balikpapan yang digelar di Makassar. Dua laga kandang lain yang menghadapi Arema Malang dan Persik Kediri dipastikan tidak dihelat di Makassar.
Jika sentralisasi diputuskan diselenggarakan di Jawa Timur, kans PSM untuk meraih poin penuh jadi berat. Sebab, mereka juga akan melakoni lima laga away menghadapi Persija Jakarta, Persela Lamongan, Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, dan Deltras Sidoarjo. "Semuanya relatif berat. Tapi, bagaimanapun, bola itu bundar," tegas Ishlah.
Pelatih PSM Hanafing juga tidak mau muluk-muluk soal peringkat di akhir musim. Bagi dia, bisa berada di posisi delapan seperti saat ini sudah bagus. "Itu memang paling realistis," ucapnya.
Pelatih berlisensi A AFC (Federasi Sepak Bola Asia, Red) itu hanya berharap anak asuhannya bisa melanjutkan tren positif seperti yang ditunjukkan saat melakoni tur Sumatera. Menghadapi PSMS Medan dan tim kuat Sriwijaya FC, PSM sukses mencuri dua poin.
Laga Kandang seperti Tandang
koncomacan-BAGAIMANA rasanya menjalani partai kandang namun serasa tandang? PSM Makassar jadi tim yang segera merasakannya.
Dua partai home, yakni melawan Arema Malang dan Persik Kediri, pasti digelar di luar Makassar. Semua karena alasan sentralisasi. Untuk mengebut kompetisi agar tetap berakhir Juni, PSM harus berkorban.
Menurut Wakil Manajer PSM Ishlah Idrus tak ada lagi upaya yang bisa dilakukan untuk memperjuangkan laga kandang tetap dihelat di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. "Alasan BLI, kompetisi tidak boleh mulur. Harus sentralisasi," ujar Ishlah kepada Fajar (Jawa Pos Group) kemarin (5/4).
Awalnya, PSM masih berharap ada jalan agar tak kehilangan partai kandang. Namun karena wacana sentralisasi semakin kencang, tidak ada jalan lain kecuali mengikuti putusan BLI.
"Kami hanya meminta sentralisasi di satu provinsi agar PSM juga tidak dirugikan," tambahnya.
Kekecewaan juga dirasakan kalangan suporter. Bagi mereka, laga kandang merupakan kesempatan untuk tampil habis-habisan mendukung PSM agar bisa mendulang poin sempurna. Jika bermain di kandang sendiri, pemain tentu lebih termotivasi.
"Tentu saja suporter kecewa. Partai kandang yang mestinya menjadi keuntungan, justru harus digelar di luar. Apalagi jika laga melawan Arema dan Persik jadi dilakukan di Jawa Timur. Itu sama saja dengan tandang," kata Sekretaris Jenderal kelompok suporter Red Gank Sadakati Sukma.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda