TERANCAM TAK BISA MAIN

Asing Terhalang Kuota Depnaker
koncomacan - Manajemen Arema masih belum bisa bernapas lega. Tiga pemain asing barunya hingga saat ini masih belum mendapatkan pengesahan dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI). Bahkan bisa jadi, tiga pemain Singo Edan -julukan Arema- tersebut juga tak bisa memperkuat timnya saat menghadapi Persiwa Wamena pada Minggu (8/3) nanti.
Ketiga pemain asing itu adalah Fortune Udo (Nigeria), Chmelo Roman (Slovakia), dan Buston Nagbe Browne (Liberia). Fortune misalnya, hingga kemarin masih juga belum mengantongi ITC (international transfer certificate) dari FAM (federasi sepak bola Malaysia). Fortune harus mengantongi ITC dari FAM karena sebelumnya dia bermain untuk Negeri Sembilan FC (tim level I Malaysia).
Fortune juga masih belum mempunyai visa kerja serta kitas (keterangan izin tinggal sementara). Sedangkan Roman dan Buston sudah mengantongi ITC. Namun, mereka masih belum mengantongi visa kerja dan kitas.
Manajer Arema Ekoyono Hartono menjelaskan, para pemain asingnya tersebut tak hanya terkendala masalah administrasi. Saat ini Arema juga terkendala dengan masalah kuota pemain. Sesuai dengan aturan yang ada di Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) RI, setiap klub hanya boleh mempunyai lima pemain asing. Itu juga sesuai dengan kuota dari BLI.
Masalahnya, hingga kemarin kuota yang masih tercatat di Depnaker sudah melebihi lima pemain. Pencatatan kuota antara Depnaker dan BLI berbeda. Berdasar pencatatan BLI, pemain yang diputus kontraknya sudah dianggap out. Sedangkan di Depnaker, pemain asing yang sudah dicoret tapi masih belum menemukan klub lain, maka mereka masih dianggap sebagai bagian dari klub lama.
Pada putaran pertama lalu, Arema sudah memecat 6 pemain asing. Mereka adalah Esaiah Pello Benson, Emile Bertrand Mbamba, Aaron Nguimbat, Souleymane Traore, Leo Chitescu, dan Emaleu Serge.
Dari 6 pemain, hanya dua pemain yang sudah tercatat di Depnaker sebagai pemain yang tidak terdaftar sebagai milik Arema. Mereka Mbamba yang sudah keluar dari Indonesia dan Benson yang sudah memperkuat Persitara Jakarta Utara. "Sedangkan empat pemain lainnya hingga kini masih belum menemukan klub dan masih ada di Indonesia," ucap Ekoyono.
Menurutnya, bila daftar kuota ini tak segera dicabut dari Depnaker, maka tiga pemain asing baru Arema bisa tak mendapatkan visa kerja. "Saat ini kami masih menyerahkan permasalahan kuota kepada agen pemain asing," harapnya.
"Saya tak bisa membayangkan bagaimana jika pemain asing itu tak bisa diturunkan lagi saat lawan Persiwa," sambung Ekoyono.
Terancam Tak Dapat Visa Kerja
koncomacan - Ancaman tanpa diperkuat tiga pemain asing baru kembali hinggap di kubu Arema. Hingga kemarin, Fortune Udo (Nigeria), Chmelo Roman (Slovakia), dan Buston Nagbe Browne (Liberia) belum mendapat pengesahan dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI).
Itu membuat ketiganya tak bisa membela Singo Edan, julukan Arema, berlaga menghadapi Persiwa Wamena pada laga putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu (8/3). Padahal, saat ketiganya absen, Arema dihajar Persipura Jayapura dengan skor telak lima gol tanpa balas di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (28/2).
Hingga kemarin Fortune belum mengantongi ITC (international transfer certificate) dari FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia). Fortune harus mengantongi ITC dari FAM karena sebelumnya dia bermain untuk Negeri Sembilan FC (tim level I Malaysia). Fortune juga belum mempunyai visa kerja serta kitas (keterangan izin tinggal sementara). Sementara itu, Roman dan Buston sudah mengantongi ITC. Namun, mereka belum mengantongi visa kerja dan kitas.
Manajer Arema Ekoyono Hartono menjelaskan, para pemain asingnya tersebut tak hanya terkendala masalah administrasi. Saat ini Arema juga terkendala masalah kuota pemain. Sesuai dengan aturan yang ada di Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), setiap klub hanya boleh mempunyai lima pemain asing. Itu juga sesuai dengan kuota dari BLI.
Masalahnya, hingga kemarin kuota yang masih tercatat di Depnaker sudah melebihi lima pemain. Pencatatan kuota antara Depnaker dan BLI berbeda. Berdasar pencatatan BLI, pemain yang diputus kontraknya sudah dianggap out. Di Depnaker, bagi pemain asing yang sudah dicoret tapi belum menemukan klub lain, mereka masih dianggap sebagai bagian dari klub lama.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda