TAK DIGAJI EDI PARYONO MUNDUR

Dua Bulan Tanpa Gaji, Bersitegang dengan Manajemen
koncomacan - KEDIRI, Belum-belum, Persik sudah dilanda prahara internal. Pelatih Edi Paryono tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri dari tim yang dibesutnya. Alasannya pun juga mencengangkan. Dia mengaku selama dua bulan melatih Persik belum pernah disodori kontrak. Bahkan, selama dua bulan itu dia juga tak mendapat gaji.
Niatan pelatih dengan inisial EP tersebut benar-benar bulat. Kemarin siang dia berpamitan langsung dengan Ketua Umum Persik yang juga Wali Kota Kediri Samsul Ashar. Selain itu, sore kemarin dia sudah ringkes-ringkes (berkemas).
"Tadi (kemarin siang, Red.) saya sudah pamit ke Pak Wali Kota (Samsul Ashar) untuk mengundurkan diri," kata EP yang ditemui Radar Kediri kemarin sore.
Mantan asisten pelatih timnas PSSI itu datang ke rumah dinas wali kota ditemani pelatih khusus kiper Sukrian. Dalam pertemuan kemarin EP mengaku sudah menyampaikan alasan mengapa memilih mundur.
Mengapa EP mundur? Ada beberapa alasan yang membuat EP memilih hal tersebut. Yang pertama soal kontrak. Pria 55 tahun itu belum juga disodori kontrak oleh pengurus. "Baru janji-janji seperti kesepakatan awal dan disuruh menunggu. Sampai detik ini saya belum teken kontrak menerima sepeser pun uang dari Persik," lanjutnya.
Padahal, dirinya sudah melatih Persik sejak 21 Juli. Atau kurang lebih selama dua bulan. Selama itu dia tak mendapat gaji sama sekali. "Saya kerja bakti di sini. Ini kan tidak manusiawi," cetus pelatih yang ketika menjadi pemain berposisi sebagai striker itu.
Parahnya lagi, lanjut EP, dirinya akhir-akhi ini tiba-tiba mendapat target tinggi di ajang Liga Jatim. Di luar kesepakatan awal. Bahkan target itu menurutnya dijadikan test case sebelum kontrak. "Kalau tidak sampai final Liga Jatim tidak jadi dikontrak. Lho ini kan aneh, padahal sebelumnya tidak ada dan (seharusnya) tinggal teken," katanya penuh nada jengkel.
Namun Edi tak menyalahkan Wali Kota Samsul Ashar atas perlakuan yang diterimanya itu. Menurutnya orang yang menggantung nasibnya seperti itu adalah orang-orang yang ada di bawah Samsul. "Pak Wali justru minta maaf kepada saya karena selama ini beliau tidak tahu kalau saya diperlakukan seperti ini," kilahnya.
Menurut Edi, yang membuat dia memutuskan mundur karena tak cocok dengan salah seorang di manajemen tim. EP kemudian menyebut nama seorang anggota manajemen yang juga mantan pengurus lama. Selama ini EP mengaku memang bernegosiasi dengan pengurus tersebut. Lewat orang itulah EP akhirnya datang ke Persik untuk melatih.
Pengaruh pengurus ini juga sangat kuat di tim. Konon, dia bahkan yang menentukan pemain yang ada sekarang. "Itu pula yang membuat saya tidak nyaman. Orangnya tidak datang ke lapangan tapi semua pemain dari dia. Pemain yang saya rekomendasikan tidak dipakai," imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Umum Persik Barnadi kemarin berlepas tangan soal perlakuan buruk yang diterima EP tersebut. "Bukan saya yang mendatangkan. Kalau saya yang mendatangkan pasti saya tanggung jawab," sebutnya.
Apakah yang mendatangkan adalah salah seorang pengurus yang disebut EP? Barnadi mengangguk. Tapi dia enggan berkomentar lebih jauh. "Besok-besok saja saya komentarnya kalau sudah jelas," elak Barnadi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda