INGIN SEPAK BOLA JADI TUMPUAN HIDUP

Pemilik Pro Duta Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus
koncomacan - Keberadaan Pro Duta Football Club (FC) tidak lepas dari sosok Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus. Sejak Januari lalu, dia resmi menjadi pemilik klub yang baru saja promosi ke Divisi Utama tersebut. Siapa dia?
RAMAH, santun, serta bertutur kata rapi dengan ide-ide yang brilian dan cemerlang. Setiap berbicara, dia selalu memperhatikan dengan serius lawan bicaranya. Begitulah sosok Dr Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus BSBA MBA. Meski memiliki darah Batak, kebanyakan orang akan mengira Sihar lebih mirip orang Jawa daripada Batak. Gaya bicaranya yang tenang jauh dari gaya khas Batak yang meledak-ledak.
Sihar lahir di Jakarta pada 12 Juli 1968. Dia adalah anak kedua di antara lima bersaudara. Separo usianya dihabiskan di luar negeri untuk menimba ilmu mulai 1991 hingga 2005.
Walau terlahir sebagai anak beruntung, memiliki harta melimpah, dia punya pengalaman kerja. Mulai 1993 sampai 1995 dia bekerja di PT Freeport Indonesia. Mulai 1995 hingga 1997, dia bekerja di Bursa Efek Jakarta. Barulah mulai 1997 sampai sekarang dia menjadi entrepreneur.
Meskipun memiliki segudang kesibukan, Sihar tidak menjadi asosial. Beberapa lembaga sosial pernah dia geluti. Salah satu yang intens dia ikuti adalah Lembaga Peduli Hutan Indonesia (LPHI), LSM yang didirikannya bersama aktivis lingkungan.
Saat ini Sihar mencurahkan aktivitas di dunia sepak bola nasional. Meski tergolong baru, nama Sihar langsung dikenal di belantika persepakbolaan nasional. Sebab, pengusaha kaya itu memutuskan untuk mengelola klub peserta Indonesia Super League (ISL), yakni PSMS Medan, musim lalu.
Ya, Sihar punya impian besar untuk sepak bola nasional. Bapak Grabriel Sitorus Pane dan Gabriela Sitorus Pane itu ingin melihat sepak bola bisa menjadi industri seperti halnya di beberapa negara Eropa. "Saya ingin sepak bola bisa menjadi tumpuan hidup, bukan sekadar hiburan," ucap dia.
Demi mewujudkan cita-cita tersebut, Sihar mulai terjun ke persepakbolaan nasional. Kiprahnya diawali dengan membeli klub ISL PSMS Medan. Selama satu tahun, dia mengabdikan diri di klub dari tanah asalnya tersebut.
Hanya, kemudian kiprah Sihar di PSMS diakhiri setelah memutuskan untuk membeli klub yang baru saja promosi ke Divisi Utama, yakni Pro Duta Bandung. "Bukannya saya ingin meninggalkan PSMS yang kebetulan degradasi. Tapi, PSMS merupakan milik seluruh masyarakat Medan. Jadi, agak sulit mewujudkan sebuah klub profesional sesuai dengan impian saya," terang dia.
Dari Pro Duta, Sihar punya obsesi menciptakan sistem pembinaan sepak bola profesional. Mulai manajemen tim, rekrutmen pemain dan pelatih, hingga pengelolaan aksesori tim.