HARAPKAN SUPORTER BERIKAN SIMPATI

koncomacan - PEMAIN bintang dengan kontrak dan gaji tinggi memang punya daya tarik tersendiri. Motivasi klub-klub memburu pemain dengan kategori itu juga beragam. Mulai ekspektasi meningkatkan performa tim hingga menambah daya tarik tim itu.
Persebaya Surabaya adalah salah satu tim yang ingin memanfaatkan dua keistimewaan pemain dengan banderol tinggi tersebut. Di satu sisi, sang bintang diharapkan memberikan banyak kontribusi pada prestasi Green Force. Di sisi lain, pemain yang rata-rata bergaji besar itu diharapkan menambah simpati pendukung Persebaya.
Manajer Persebaya Saleh Ismail Mukadar mengakui bahwa pihaknya tak mau tanggung-tanggung dalam mengisi skuad. Ibaratnya, saat ini Persebaya berada di dua persimpangan. Pertama, prestasi buruk dengan materi pemain pas-pasan, sehingga menurunkan animo penonton untuk datang ke stadion. Kedua, prestasi bagus dengan materi cukup baik, sehingga terus menjaga tingginya penjualan tiket.
Kalimat kedua itulah yang saat ini sedang dikejar Persebaya. Jika animo masyarakat untuk menonton ke stadion tinggi, Saleh memperkirakan bahwa pihaknya bisa meraup sekitar Rp 10 miliar dalam semusim. Jumlah itu berasal dari tiket masuk serta sponsor. Ditambah suntikan APBD Surabaya plus donatur, Saleh yakin bahwa biaya pengoperasian selama semusim yang mencapai lebih dari Rp 20 miliar akan terpenuhi.
Tapi, belanja pemain juga tidak bisa gegabah. Deltras Sidoarjo bisa disebut sebagai tim bertabur bintang musim lalu. Tapi, apa hasilnya? Tim yang bermarkas di Gelora Delta itu malah terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL).
Musim lalu, Deltras menghabiskan dana lebih dari 10 miliar. Pengeluaran terbesar tentu saja dialokasikan untuk mendatangkan pemain-pemain berlabel mahal. Sebut saja Danilo Fernando dan Gustavo Chena.
Djajadi, bendahara Deltras, menyatakan bahwa tujuan merekrut pemain-pemain bintang, selain untuk meraih prestasi, juga untuk menarik minat pecinta The Lobster -julukan Deltras- untuk datang ke stadion. ''Banyak tolok ukur, termasuk masalah teknis, yang membuat semuanya tidak sesuai harapan. Bisa jadi, pengelola potensi di lapangan (baca: pelatih) kurang maksimal. Itu bisa juga membuat suporter enggan mendukung,'' paparnya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda