KEHORMATAN DARI SANG LEGENDA

Jelang Djarum ISL Fairplay Awards
koncomacan - SURABAYA, Panitia pelaksana (panpel) Djarum Indonesia Super League Fair Pay Awards presented by Jawa Pos yang dihelat di Hotel Shangri-La, Surabaya, Sabtu nanti (4/7) ingin memberikan kesan mendalam bagi para pemenang di setiap kategori. Karena itu, para nominator di tiap kategori akan dibacakan oleh bintang-bintang sepak bola Indonesia.
Salah satunya, Mustaqim. Siapa yang tidak mengenal mantan tukang gedor timnas tersebut? Dia merupakan salah seorang mantan striker terbaik Indonesia.
Ketika masih aktif bermain, Mustaqim adalah pilar yang tak tergantikan di lini depan pasukan Merah Putih. Setelah pensiun dari timnas, dia banyak menangani tim profesional. Sebut saja, Persela Lamongan, Gresik United (GU), dan PKT Bontang.
"Dia kami pilih karena selama menjadi pemain memang terkenal dengan semangat fair play-nya. Bahkan, semangat tersebut dia terapkan ketika menjadi pelatih. Itu bisa menjadi cambuk bagi insan sepak bola Indonesia untuk mengedepankan fair play," terang Candra Wahyudi, project officer.
Selain Mustaqim, panpel menunjuk Bejo Sugiantoro untuk menjadi pembaca nominator. Meski beda generasi, Bejo merupakan legenda hidup bagi sepak bola Indonesia. Dia juga merupakan tulang punggung timnas era 1990-an.
Selain itu, Bejo merupakan legenda Persebaya Surabaya. Musim lalu, dia bermain di Persebaya pada putaran pertama dan Mitra Kukar di putaran kedua.
"Saya sangat terhormat bisa terpilih untuk membacakan penghargaan tersebut. Ini merupakan kebanggaan bagi saya," ujar Bejo.
Selain Mustaqim dan Sugiantoro, ada nama gelandang Persela Lamongan Agustiar "Ucok" Batubara. Ucok juga dikenal sebagai pemain yang fair. Dia jarang melakukan tindakan yang tidak terpuji, baik di dalam lapangan maupun di kehidupan keseharian. "Saya sungguh tak menyangka bisa membacakan trofi di even bergengsi ini. Rasanya menakjubkan," ucap Ucok. (red/agus ef)
koncomacan - SURABAYA, Panitia pelaksana (panpel) Djarum Indonesia Super League Fair Pay Awards presented by Jawa Pos yang dihelat di Hotel Shangri-La, Surabaya, Sabtu nanti (4/7) ingin memberikan kesan mendalam bagi para pemenang di setiap kategori. Karena itu, para nominator di tiap kategori akan dibacakan oleh bintang-bintang sepak bola Indonesia.
Salah satunya, Mustaqim. Siapa yang tidak mengenal mantan tukang gedor timnas tersebut? Dia merupakan salah seorang mantan striker terbaik Indonesia.
Ketika masih aktif bermain, Mustaqim adalah pilar yang tak tergantikan di lini depan pasukan Merah Putih. Setelah pensiun dari timnas, dia banyak menangani tim profesional. Sebut saja, Persela Lamongan, Gresik United (GU), dan PKT Bontang.
"Dia kami pilih karena selama menjadi pemain memang terkenal dengan semangat fair play-nya. Bahkan, semangat tersebut dia terapkan ketika menjadi pelatih. Itu bisa menjadi cambuk bagi insan sepak bola Indonesia untuk mengedepankan fair play," terang Candra Wahyudi, project officer.
Selain Mustaqim, panpel menunjuk Bejo Sugiantoro untuk menjadi pembaca nominator. Meski beda generasi, Bejo merupakan legenda hidup bagi sepak bola Indonesia. Dia juga merupakan tulang punggung timnas era 1990-an.
Selain itu, Bejo merupakan legenda Persebaya Surabaya. Musim lalu, dia bermain di Persebaya pada putaran pertama dan Mitra Kukar di putaran kedua.
"Saya sangat terhormat bisa terpilih untuk membacakan penghargaan tersebut. Ini merupakan kebanggaan bagi saya," ujar Bejo.
Selain Mustaqim dan Sugiantoro, ada nama gelandang Persela Lamongan Agustiar "Ucok" Batubara. Ucok juga dikenal sebagai pemain yang fair. Dia jarang melakukan tindakan yang tidak terpuji, baik di dalam lapangan maupun di kehidupan keseharian. "Saya sungguh tak menyangka bisa membacakan trofi di even bergengsi ini. Rasanya menakjubkan," ucap Ucok. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda