AREMA-PERSEMA SIAP MERGER

koncomacan - MALANG, Tidak akan ada derby Malang di ajang Indonesia Super League (ISL) musim depan. Hal itu terjadi bila rencana merger Arema dan Persema menjadi kenyataan. Kabar teranyar, dua tim Malang tersebut bakal bergabung. Bahkan, upaya merger itu sudah dikonsultasikan kepada Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI).
Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono menyatakan sudah menampung keinginan pengurus Arema dan Persema mengenai rencana merger tersebut. Namun, kewenangan BLI sebatas memberikan masukan terkait administrasi. Hal itu penting agar proses merger tidak menyalahi aturan.
Prinsipnya, BLI tidak mempermasalahkan rencana merger Arema dan Persema. ''Tapi, rencana itu baru sebatas pembicaraan kedua tim kepada kami, belum mengarah kepada kata sepakat,'' kata Joko kepada Radar Malang (Jawa Pos Group) kemarin (10/7).
Awalnya, Arema ditawarkan kepada Pemkot Malang untuk dikelola. Namun, BLI tidak menyetujui hal tersebut. Sebab, Pemkot Malang sudah memiliki Persema yang notabene satu level dengan Arema di pentas ISL. Kepemilikan dua tim dengan level yang sama oleh satu instansi atau individu tidak diperbolehkan.
Karena langkah tersebut terbentur regulasi, diambil cara lain. Yakni, menggabungkan Arema dan Persema menjadi satu tim alias merger. Konsekuensinya, hanya akan ada satu tim Malang di pentas ISL musim depan. Soal nama, itu bergantung kesepakatan kedua tim. Namanya bisa Persema, mungkin Arema, Persema-Arema, atau muncul nama baru.
Menurut Joko, BLI belum menelusuri latar belakang rencana merger tersebut. Namun, yang terungkap dalam pembicaraan, salah satunya penyebabnya adalah keinginan untuk menyatukan suporter Malang.
Joko mengungkapkan, jika merger Arema dan Persema terealisasi, jumlah kontestan ISL berkurang satu, yaitu menjadi 17 tim. Namun, BLI akan menggenapinya kembali menjadi 18 tim. Kekurangan satu tim bakal diambilkan dari tim Divisi Utama yang masuk babak delapan besar musim lalu. Tentu saja tim pengganti yang akan dipromosikan itu harus lolos verifikasi BLI.
Bagaimana respons kubu Arema? Pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan tidak mengangkat handphone-nya meski terdengar nada sambung. Selanjutnya, terdengar ucapan silakan kirim SMS (pesan singkat). Ketika Radar Malang mengirimkan SMS, juga tidak ada balasan. Kondisi serupa terjadi kala Radar Malang menghubungi Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa.
Di sisi lain, Manajer Persema Hadi Santoso menyatakan tidak tahu rencana merger itu. ''Saya tidak mengerti. Itu kewenangan ketua umum PSSI Kota Malang (Peni Suparto, Red). Yang jelas, Persema sudah menyiapkan tim,'' katanya.
Langkah merger dua tim satu kota bukan hal baru di belantika sepak bola Indonesia. Salah satunya, ketika Petrokimia Gresik dan Persegres (Persatuan Sepak Bola Gresik) bergabung menjadi tim baru bernama Gresik United (GU). (red/agus ef)
Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono menyatakan sudah menampung keinginan pengurus Arema dan Persema mengenai rencana merger tersebut. Namun, kewenangan BLI sebatas memberikan masukan terkait administrasi. Hal itu penting agar proses merger tidak menyalahi aturan.
Prinsipnya, BLI tidak mempermasalahkan rencana merger Arema dan Persema. ''Tapi, rencana itu baru sebatas pembicaraan kedua tim kepada kami, belum mengarah kepada kata sepakat,'' kata Joko kepada Radar Malang (Jawa Pos Group) kemarin (10/7).
Awalnya, Arema ditawarkan kepada Pemkot Malang untuk dikelola. Namun, BLI tidak menyetujui hal tersebut. Sebab, Pemkot Malang sudah memiliki Persema yang notabene satu level dengan Arema di pentas ISL. Kepemilikan dua tim dengan level yang sama oleh satu instansi atau individu tidak diperbolehkan.
Karena langkah tersebut terbentur regulasi, diambil cara lain. Yakni, menggabungkan Arema dan Persema menjadi satu tim alias merger. Konsekuensinya, hanya akan ada satu tim Malang di pentas ISL musim depan. Soal nama, itu bergantung kesepakatan kedua tim. Namanya bisa Persema, mungkin Arema, Persema-Arema, atau muncul nama baru.
Menurut Joko, BLI belum menelusuri latar belakang rencana merger tersebut. Namun, yang terungkap dalam pembicaraan, salah satunya penyebabnya adalah keinginan untuk menyatukan suporter Malang.
Joko mengungkapkan, jika merger Arema dan Persema terealisasi, jumlah kontestan ISL berkurang satu, yaitu menjadi 17 tim. Namun, BLI akan menggenapinya kembali menjadi 18 tim. Kekurangan satu tim bakal diambilkan dari tim Divisi Utama yang masuk babak delapan besar musim lalu. Tentu saja tim pengganti yang akan dipromosikan itu harus lolos verifikasi BLI.
Bagaimana respons kubu Arema? Pembina Yayasan Arema Darjoto Setyawan tidak mengangkat handphone-nya meski terdengar nada sambung. Selanjutnya, terdengar ucapan silakan kirim SMS (pesan singkat). Ketika Radar Malang mengirimkan SMS, juga tidak ada balasan. Kondisi serupa terjadi kala Radar Malang menghubungi Sekretaris Yayasan Arema Satrija Budi Wibawa.
Di sisi lain, Manajer Persema Hadi Santoso menyatakan tidak tahu rencana merger itu. ''Saya tidak mengerti. Itu kewenangan ketua umum PSSI Kota Malang (Peni Suparto, Red). Yang jelas, Persema sudah menyiapkan tim,'' katanya.
Langkah merger dua tim satu kota bukan hal baru di belantika sepak bola Indonesia. Salah satunya, ketika Petrokimia Gresik dan Persegres (Persatuan Sepak Bola Gresik) bergabung menjadi tim baru bernama Gresik United (GU). (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda