BATASI KLUB BELANJA PEMAIN

koncomacan - BEBERAPA regulasi baru akan diterapkan BLI untuk kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan. Antara lain, regulasi tersebut berkaitan dengan pemain.
Misalnya, kuota pemain asing. Di ISL 2009/2010, setiap tim tetap diperkenankan menggunakan jasa lima pemain asing. Namun, jumlah lima itu tidak seperti musim sebelumnya.
"Dua di antara lima pemain asing tersebut harus dari Asia yang berstatus pemain tim nasional," terang Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono.
Jika dicermati, regulasi itu sama dengan BLI ingin mengurangi jumlah pemain asing. Mereka seperti merespons beragam kritik yang masuk tentang kuota pemain asing. Banyak kalangan yang tidak sepakat dengan kuota lima pemain asing yang diterapkan BLI.
Nah, aturan baru yang bakal diberlakukan BLI tersebut jelas menunjukkan bahwa mereka sejatinya hanya memberikan kuota tiga pemain asing. Sebab, merekrut pemain Asia dengan label tim nasional tentu bukan perkara mudah. Kalaupun ada pemain Asia yang mau datang, mereka pasti berasal dari negara yang kualitasnya di bawah Indonesia.
"Pemain dari negara yang kualitasnya lebih baik dari Indonesia pasti enggan, seperti negara-negara dari Asia Timur. Regulasi itu sepertinya memang dimaksudkan untuk mengurangi kuota pemain asing," ujar Eddy Syahputra, pemilik agensi pemain Ligina Sportindo.
Selain regulasi pemain asing, musim depan BLI juga akan memberlakukan pembatasan belanja klub. Utamanya, klub-klub yang menggunakan dana APBD. Setiap klub pelat merah nanti direkomendasi membelanjakan uangnya maksimal Rp 500 juta untuk satu pemain. BLI bakal memberikan panduan kriteria pemain yang berhak dikontrak Rp 500 juta.
Beberapa kriteria untuk pemain dengan harga sebasar itu, antara lain, berstatus tim nasional dan memiliki kontribusi besar kepada tim di musim lalu. (red/agus ef)
Mekar Jadi Tiga Wilayah
koncomacan - JUMLAH kontestan divisi utama musim depan bertambah banyak. Kompetisi sepak bola nasional kasta kedua itu bakal dihuni 36 tim atau bertambah dua slot daripada musim lalu.
Perubahan jumlah peserta tersebut menjadikan format divisi utama turut berubah. "Divisi utama musim depan akan dibagi tiga wilayah. Masing-masing wilayah diisi 12 tim. Begitulah keputusan Raparnas 2009," urai Mafirion, anggota komite eksekutif PSSI.
Pembagian tiga wilayah itu sama dengan divisi utama musim 1996/1997 dan 1997/1998. Hanya, jumlah kontestannya berbeda. Pada musim 1996/1997, pesertanya 33 klub. Setiap wilayah diisi 11 tim. Pada musim 1997/1998, jumlah kontestannya 31 klub. Dua wilayah dihuni 10 klub, sedangkan satu wilayah lain berisi 11 klub.
Pembagian wilayah musim depan pun sama. Ada wilayah I atau wilayah barat, wilayah II atau wilayah tengah, dan wilayah III atau wilayah timur. Pembagian tim yang masuk setiap wilayah akan disesuaikan dengan letak geografis.
Dari setiap wilayah itu, dua tim terbawah akan terdegradasi ke divisi I. Jadi, ada enam tim yang terdegradasi. Demikian sebaliknya, tim yang promosi ke divisi utama musim 2010/2011 pun enam tim.
Di sisi lain, tim yang promosi ke ISL tetap tiga klub. Satu lainnya akan mendapatkan jatah playoff melawan peringkat 15 ISL. Meski yang promosi tiga tim dan terbagi tiga wilayah, juara grup setiap wilayah tidak otomatis naik ke ISL.
"BLI tetap memberlakukan babak delapan besar, semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final. Dari situlah penentuan tim yang promosi ke ISL," jelas Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.
Tim yang berhak melaju ke delapan besar adalah dua tim teratas di setiap grup. Dua jatah sisa merupakan milik dua tim peringkat tiga terbaik. "Itu sudah sesuai dengan draf atau manual," kata Joko. (red/agus ef)
Misalnya, kuota pemain asing. Di ISL 2009/2010, setiap tim tetap diperkenankan menggunakan jasa lima pemain asing. Namun, jumlah lima itu tidak seperti musim sebelumnya.
"Dua di antara lima pemain asing tersebut harus dari Asia yang berstatus pemain tim nasional," terang Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono.
Jika dicermati, regulasi itu sama dengan BLI ingin mengurangi jumlah pemain asing. Mereka seperti merespons beragam kritik yang masuk tentang kuota pemain asing. Banyak kalangan yang tidak sepakat dengan kuota lima pemain asing yang diterapkan BLI.
Nah, aturan baru yang bakal diberlakukan BLI tersebut jelas menunjukkan bahwa mereka sejatinya hanya memberikan kuota tiga pemain asing. Sebab, merekrut pemain Asia dengan label tim nasional tentu bukan perkara mudah. Kalaupun ada pemain Asia yang mau datang, mereka pasti berasal dari negara yang kualitasnya di bawah Indonesia.
"Pemain dari negara yang kualitasnya lebih baik dari Indonesia pasti enggan, seperti negara-negara dari Asia Timur. Regulasi itu sepertinya memang dimaksudkan untuk mengurangi kuota pemain asing," ujar Eddy Syahputra, pemilik agensi pemain Ligina Sportindo.
Selain regulasi pemain asing, musim depan BLI juga akan memberlakukan pembatasan belanja klub. Utamanya, klub-klub yang menggunakan dana APBD. Setiap klub pelat merah nanti direkomendasi membelanjakan uangnya maksimal Rp 500 juta untuk satu pemain. BLI bakal memberikan panduan kriteria pemain yang berhak dikontrak Rp 500 juta.
Beberapa kriteria untuk pemain dengan harga sebasar itu, antara lain, berstatus tim nasional dan memiliki kontribusi besar kepada tim di musim lalu. (red/agus ef)
Mekar Jadi Tiga Wilayah
koncomacan - JUMLAH kontestan divisi utama musim depan bertambah banyak. Kompetisi sepak bola nasional kasta kedua itu bakal dihuni 36 tim atau bertambah dua slot daripada musim lalu.
Perubahan jumlah peserta tersebut menjadikan format divisi utama turut berubah. "Divisi utama musim depan akan dibagi tiga wilayah. Masing-masing wilayah diisi 12 tim. Begitulah keputusan Raparnas 2009," urai Mafirion, anggota komite eksekutif PSSI.
Pembagian tiga wilayah itu sama dengan divisi utama musim 1996/1997 dan 1997/1998. Hanya, jumlah kontestannya berbeda. Pada musim 1996/1997, pesertanya 33 klub. Setiap wilayah diisi 11 tim. Pada musim 1997/1998, jumlah kontestannya 31 klub. Dua wilayah dihuni 10 klub, sedangkan satu wilayah lain berisi 11 klub.
Pembagian wilayah musim depan pun sama. Ada wilayah I atau wilayah barat, wilayah II atau wilayah tengah, dan wilayah III atau wilayah timur. Pembagian tim yang masuk setiap wilayah akan disesuaikan dengan letak geografis.
Dari setiap wilayah itu, dua tim terbawah akan terdegradasi ke divisi I. Jadi, ada enam tim yang terdegradasi. Demikian sebaliknya, tim yang promosi ke divisi utama musim 2010/2011 pun enam tim.
Di sisi lain, tim yang promosi ke ISL tetap tiga klub. Satu lainnya akan mendapatkan jatah playoff melawan peringkat 15 ISL. Meski yang promosi tiga tim dan terbagi tiga wilayah, juara grup setiap wilayah tidak otomatis naik ke ISL.
"BLI tetap memberlakukan babak delapan besar, semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final. Dari situlah penentuan tim yang promosi ke ISL," jelas Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.
Tim yang berhak melaju ke delapan besar adalah dua tim teratas di setiap grup. Dua jatah sisa merupakan milik dua tim peringkat tiga terbaik. "Itu sudah sesuai dengan draf atau manual," kata Joko. (red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda