AREMA TERANCAM DI JUAL

BAT sendiri merupakan grup perusahaan rokok terbesar nomor dua di dunia dilihat dari pangsa pasar global dengan merek-merek rokok yang dijual di lebih dari 180 pasar. Di tahun 2008, anak-anak perusahaannya menjual 715 miliar rokok yang dibuat di 49 pabrik di 41 negara dan mempekerjakan lebih dari 50 ribu orang.
Arema sendiri menjadi satu-satunya tim yang tidak mengandalkan APBD daerah untuk mengikuti kompetisi di Liga Super Indonesia. Mereka disokong dana dari PT Bentoel sebagai sponsor utama yang selalu menggelontor dana segar penunjang perjalanan Arema sejak tahun 2003 lalu dimana tiap musimnya mengeluarkan diatas Rp 2 Miliar.
Dengan dijualnya saham PT Bentoel ke BAT, kekhawatiran mulai timbul di kalangan manajemen klub, pemain dan "Aremania" karena nantinya akan menimbulkan krisis finansial di tubuh klub.
"Selain punya manajemen profesional, Arema selama ini sangat melekat di hati masyarakat Malang. Kasihan "Aremania" kalau sampai tim ini kemudian bubar, atau dijual ke pihak lain dan tidak lagi berada di Malang. Mudah-mudahan, masuknya BAT dalam mengelola Bentoel tidak berdampak buruk bagi Arema. Justru sebaliknya, BAT menjadikan Arema sebagai tim lebih profesional," terang kapten tim, Alexander Pulalo.
Senada dengan Alex, pengusaha muda yang juga "Aremania" eks Korwil Chili, Fuad Ardiansah, menilai jika Arema tidak akan mengalami krisis finansial hingga PT Bentoel membubarkan diri dan menjual Arema ke pihak lain.
"Arema kan sudah menjadi Perusahaan Terbatas (PT) dengan nama PT Arema Indonesia. Saya yakin ada tokoh-tokoh yang ada di PT Arema Indonesia yang bertanggung jawab kalaupun hal terburuk akan menimpa Arema pasca masuknya BAT di Bentoel,'' katanya.
Fuad menambahkan jika BAT masuk, justru akan berdampak positif bagi Arema karena bisa jadi Arema yang sudah menjadi PT, akan banyak mendapat sponsor di luar Bentoel yang selama ini dikenal sama dengan produk sponsor LSI.
Sebelumnya, klub PKT Bontang juga mengalami hal yang sama setelah berpindah tangannya manajemen ke Pemerintah Kota Bontang dari pemilik sebelumnya, PT Pupuk Kaltim. Kabar terakhir, PKT akan dijual ke Tenggarong yang juga menjadi markas klub Mitra Kukar.
Bahkan klub lainnya, Persitara Jakarta Utara, sudah pasrah dengan nasib mereka musim depan setelah minimnya dukungan dana dari Pemerintah Kota Jakarta Utara. Hal itu diperparah lagi dengan enggannya Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, yang tak mau memegang jabatan Ketua Umum untuk membiayai perjalanan Persitara melalui APBD.(red/agus ef)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda