PEMAIN BOLEH, PELATIH KENA CEKAL

Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) sebagai regulator kompetisi mengakui keabsahan para pemain PSIS U-21. Para pemain yang sebelumnya terjun di arena ISL U-21 tersebut diizinkan merumput di arena DISL. "Secara administrasi, para pemain U-21 PSIS valid untuk main di ISL," tegas Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, kemarin (6/5).
Hanya, Joko menyebut bahwa BLI tidak memberikan izin kepada pelatih. Seperti diberitakan, untuk menjalani tujuh pertandingan tersisa di DISL, PSIS menggunakan seluruh komponen tim U-21. Termasuk, pelatih Ashadi yang belum menggenggam lisensi A. "Pemain bisa tampil di Super League, tapi pelatih tidak bisa," tegas Joko.
Sesuai dengan manual liga, pemain U-21 yang terdaftar di BLI memang diperbolehkan tampil di DISL. Untuk tampil di kompetisi level tertinggi di Indonesia tersebut, mereka bahkan tak harus didaftarkan menjadi anggota tim senior. Klub cukup memberitahukan ke BLI untuk menggunakan tenaga para pemain muda tersebut di DISL.
Beberapa klub telah melakukannya. Sebut saja, Persik Kediri dan Pelita Jaya Jawa Barat. Persik, misalnya. Mereka memainkan Yongki Ariwobo yang merupakan striker utama Persik U-21. "Memang, pemain U-21 boleh main di Super League. Tapi, setahu kami, mereka disisipkan ke tim senior, bukan menggantikan satu tim. Nah, PSIS kan menggantikan seluruhnya. Apa yang dilakukan PSIS itu jelas bisa merugikan tim lain," kritik Harry "Gendhar" Ruswanto, manajer Persitara Jakarta Utara.
"Dengan menggunakan pemain U-21 secara keseluruhan bukan tidak mungkin bisa mencederai perjuangan tim-tim lain yang bersaing lepas dari degradasi," sambung Awan Juliarto, manajer Deltras Sidoarjo.
BLI tidak menutup mata dengan kritik tersebut. Meski mengizinkan PSIS memainkan pemain PSIS U-21, BLI tidak mau bersikap sampai di situ.
Badan Liga Indonesia (BLI) tak melarang PSIS menurunkan tim juniornya di Liga Super Indonesia 2008/2009. Namun, keputusan Mahesa Jenar membubarkan tim seniornya bisa berujung di meja Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
"Secara administrasi tak ada masalah bila tim junior tampil di LSI 2008/2009. Soalnya, pemain U-21 juga terdaftar sebagai pemain klub," kata Joko Driyono, Direktur Bidang Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI) saat dihubungi, Rabu 6 Mei 2009.
Meski demikian Joko menilai langkah yang ditempuh PSIS cukup riskan. Sebab, Komdis PSSI akan menyelidiki latar belakang dari pembubaran tim senior tersebut.
"Bila ditemukan alasan yang ekstrem, bukan tidak mungkin PSIS diberhentikan dari LSI. Soalnya, ini menyangkut kualitas kompetisi," kata Joko.
Akibat permasalahan dana, Manajemen PSIS akhirnya memutuskan untuk membubarkan tim seniornya. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Yoyok Sukawi, Manajer PSIS, di Semarang, Selasa 5 Mei 2009.
"Kami masih menunggu hingga pertandingan PSIS selanjutnya. Kalau memang menggunakan tim U-21, PSIS tetap boleh melanjutkan LSI 2008/2009. Namun selanjutnya, kasus ini akan ditangani oleh Komdis," tandas Joko.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda