Sabtu, Mei 02, 2009

KASUS GOL ANTI-FAIR PALY

Dikutuk Semua Pihak
koncomacan - Raut wajah masam kembali muncul dari Ovan Tobing. Aremania dan pengamat sepak bola asal Malang malu dengan gol anti-fair play Arema ke gawang Persija, Minggu lalu.
Bahkan menurut mantan manajer Arema pada 2003 ini, tidak pantas bagi pihak-pihak lain yang membandingkan hal ini dengan kejadian yang menimpa Singo Edan saat dijamu PKT. “Ini soal rasa dan harga diri. Masak yang seperti itu harus dicontoh, apa hanya simbol dan sekadar bendera saja fair play itu,” katanya.

Namun, lain menurut Buston Brown, si pencetak gol, “Aku tidak bermaksud buat gol. Aku bermaksud memberikan ke goal-keeper. Alex Pulalo sudah berikan bola fair play dan mereka diam saja,” kata Buston membela diri dan menyangkal bahwa dirinya sengaja ingin mencetak gol sebagai hadiah ultahnya saat itu.

Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono, yang kebetulan sedang menonton pertandingan tersebut awalnya enggan berkomentar. “Ada beberapa analisis yang nantinya akan kami komunikasikan dengan Komite Fair Play dan etika PSSI, tentunya ini menjadi PR,” ujar Joko.

Tak ada Hukuman
Meski dianggap sebagai tindakan yang memalukan dan mencederai semangat sportivitas serta fair play, hingga saat ini tidak ada hukuman bagi pelakunya. “Ini memang lebih mengacu pada etika dan pemainnya tidak bisa dikenakan sanksi langsung,” tutur Joko. Lagipula sanksi moral kini sudah menimpa PKT dan Arema untuk kasus anti-fair play.
Namun, bukan soal gol itu saja yang telah dianggap mencederai fair play. Dalam kasus lain juga telah meluas. “Cukup banyak! Saat ini fair play hanya sebatas didengungkan tanpa dilakukan. Yang parahnya, sikap tidak fair play itu bukan cuma dipertontonkan pemain, namun juga dari pengurus dan pelatih,” sebut Amran.

“Kalau diartikan secara harfiah, fair play itu adalah perbuatan yang terpuji. Jika seorang pemain, pelatih, atau pengurus sudah melakukan sikap terpuji selama berlangsungnya pertandingan, maka artinya ia sudah menjunjung tinggi fair play. Sayang saat ini banyak kejadian anti-fair play,” ucap Amran Y.S.

Ketua Kehormatan PSMS ini memberi contoh kasus pemukulan yang dilakukan Budi Sudarsono terhadap pemain PSMS, Erwinsyah Hasibuan.
Pelatih PSMS, Rudy Keltjes, juga kecewa atas kejadian gol-gol anti-fair play. Di sisi lain Rudy juga menyayangkan sikap wasit yang saat itu memimpin pertandingan, yakni Yandri (PKT vs Arema) dan Fiator Ambarita (Arema vs Persija).

“Kalau saya jadi wasit, saya akan anulir gol. Ini penting untuk memberikan pelajaran bahwa gol yang terjadi tidak sejalan dengan fair play yang gencar dikampanyekan,” ucap pelatih jangkung itu.
Lebih lanjut Rudy mengatakan bahwa seiring berakhirnya kompetisi para pemain juga mendapat tekanan berat. Akibatnya, mereka menghalalkan semua cara untuk bisa memenuhi target.

“Beban pemain begitu berat. Mereka hanya berpikir bagaimana bisa menang. Akhirnya nilai-nilai positif dalam fair play jadi dipinggirkan,” katanya.
Sikap fair play sebenarnya sudah ditunjukkan Rudy dengan menolak kemenangan WO atas Persija setelah partai kedua tim gagal dipanggungkan karena masalah izin.
GOL-GOL ANTI-FAIR PLAY
1. Persib vs Persija: 1-1 (3 Maret 2002) Budi Sudarsono
2. PKT vs Arema: 1-1 (21 April 2009) James Debbah
3. Arema vs Persija: 2-2 (26 April 2009) Boston Browne

KASUS GOL KEDUA AREMA
Kronologi
1. Pemain Persija, Ponaryo, cedera. Pemain Arema, Alex, tengah membawa bola. Wasit Fiator menghentikan pertandingan.
2. Wasit memutuskan drop ball dan permainan akan dimulai lagi berdasar call dari wasit.
3. Wasit menjatuhkan bola lebih dekat ke tempat dengan pemain Alex. Alex mengumpan pada Boston dan Boston menembak ke arah gawang.
Analisis Jimmy Napitupulu (Wasit FIFA)
Wasit Fiator Ambarita tidak salah. Syarat drop ball seperti pada peraturan permainan, bola dijatuhkan memantul ke tanah oleh wasit baik ada atau tidak pemain salah satu atau kedua tim. Namun, jika mengacu pada imbauan fair play, maka sebaiknya bola itu dijatuhkan dekat dengan pemain Persija. Biasanya pemain Persija kemudian akan memberikan bola itu ke pemain Arema di belakang.

Analisis Muhammad Zein (Ketua Komite Fair Play)
Wasit Fiator Ambarita tidak salah karena sudah melakukan drop ball dengan benar. Gol terjadi lebih karena para pemain Persija tidak siap mengantisipasi segala sesuatu, termasuk pemain Arema yang langsung mengarahkan bola ke gawang.

Fair Play
Warisan Terlupakan?

Fair play adalah warisan agung dalam sepak bola. Tradisi fair play pun mulai dikembangkan serius oleh FIFA pada 1980-an. Di lapangan, semangat itu terus berkobar di antara pemain.
Salah satu sikap fair play yang ditunjukkan pemain adalah membuang bola saat melihat ada pemain lain cedera, kawan atau lawan. Tak jelas, kapan pertama kali hal itu dilakukan dalam sebuah pertandingan resmi yang membuat penonton akhirnya memberi aplaus atau simpati atas tindakan itu.

Tindakan fair play ini biasanya dimaksudkan agar si pemain cedera bisa langsung ditolong paramedis. Maklum, selama bola bergulir, sebenarnya hanya wasit yang boleh menghentikan pertandingan, tapi kondisi saat ini rupanya telah berubah.
Jim McInally, pelatih East Stirlingshire, bahkan telah meminta pemain mengabaikan tradisi membuang bola keluar jika ada pemain lawan yang cedera. Hal ini terlihat saat East Stirlingshire menekuk Athletic’s Calum 2-0 di Forfar, Skotlandia, pada kompetisi Divisi III, awal April lalu.

“Mulai saat ini kami akan melihat masalah fair play tergantung pada keputusan wasit dalam mengambil keputusan saat ada pemain cedera,” ujar McInally seperti dikutip BBC News.
Keputusan ini terlihat seperti kejam, tapi McInally menanggapi santai lantaran sepak bola saat ini adalah bisnis yang kejam pula.

Lain halnya dengan Ajax Amsterdam. Pada 22 November 2006, mereka membiarkan gawangnya dibobol lawannya, Cambuur. Hal ini dilakukan setelah salah satu pemain Ajax sebelumnya menendang bola fair play, malah masuk ke gawang Cambuur.
Sementara itu, tragedi fair play paling memalukan malah melibatkan Indonesia di Piala Tiger 1998, saat Mursyid Effendi secara sengaja melakukan gol bunuh diri. Akibatnya Mursyid dihukum tak boleh memainkan partai internasional seumur hidup.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda

KLASEMEN LIGA SUPER 2009-2010
Klub M M S K SG Nilai
PERSIBA 8 4 2 2 13-7 14
AREMA 6 4 2 0 6-1 14
PERSIWA 7 4 1 2 18-10 13
PERSELA 5 4 1 0 5-1 13
PSPS 8 3 3 2 9-8 12
PERSIJAP 5 3 2 0 6-1 11
PERSISAM 8 3 2 3 7-9 11
PERSIPURA 7 1 4 1 9-8 10
PERSEBAYA 7 4 1 2 18-18 10
PERSEMA 6 3 1 2 8-8 10
SRIWIJAYA 6 3 1 2 9-12 10
PERSIK 7 1 5 1 8-6 8
PSM 8 2 2 4 7-13 8
PERSIJA 6 2 1 3 8-9 7
BONTANG FC 8 1 3 4 9-10 6
PERSIB 6 2 0 4 5-8 6
PELITA 7 0 2 5 4-11 2
PERSITARA 7 0 1 6 4-13 1
TOP SKOR LIGA SUPER 2009-2010
Jumlah Gol Nama Pemain
6 DZUMANO HERAMAN EPANDI(PSPS)ANDI ODANG (PERSEBAYA)
4 MARTIN ZADA(PERSELA)SAKTIWAN SINAGA(PERSIK)
3 ALDO BARETTO(BONTANG)Noor Hadi(Persijap)
2 Boaz Salossa(Persipura)
7 Bambang Pamungkas(Persija)
JADWAL PUTARAN PERTAMA LSI 2009-2010
Tanggal Pertandingan Skor
14/10/09 Persik vs Persisam 0-0
17/10/09 Persik vs Bontang Fc 2-2
21/10/09 Pelita vs Persik 1-1
23/12/09 Persitara vs Persik 0-0
22/11/09 Persik vs Persiwa 3-0
25/11/09 Persik vs Persipura 2-2
29/11/09 PSPS vs Persik 1-0
02/12/09 Persija vs Persik 0-0
13/12/09 Persik vs Persiba 0-0
16/12/09 Persik vs PSM 0-0
19/12/09 Persebaya vs Persik 0-0
02/01/09 Persijap vs Persik 0-0
10/01/09 Persela vs Persik 0-0
17/01/09 Persik vs Persema 0-0
20/01/09 Persik vs Arema 0-0
23/01/09 Sriwijaya vs Persik 0-0
26/01/09 Persib vs Persik 0-0
JADWAL PUTARAN KEDUA LSI 2009-2010
Tanggal Pertandingan Skor
07/02/09 Persik vs Sriwijaya 0-0
13/02/09 Persik vs Persib 0-0
17/02/09 Arema vs Persik 0-0
21/02/09 Persema vs Persik 0-0
27/02/09 Persik vs Persijap 0-0
03/03/09 Persik vs Persela 0-0
06/03/09 Persik vs Persebaya 0-0
17/03/09 PSM vs Persik 0-0
20/03/09 Persiba vs Persik 0-0
03/04/09 Persik vs PSPS 0-0
10/04/09 Persik vs Persija 0-0
18/04/09 Persipura vs Persik 0-0
22/04/09 Persiwa vs Persik 0-0
15/05/09 Persik vs Pelita 0-0
22/05/09 Persik vs Persitara 0-0
27/05/09 Persisam vs Persik 0-0
30/05/09 Bontang vs Persik 0-0