KERUGIAN KANDANG DI ATAS 100 JUTA

koncomacan-Variasi jumlah kerugian harus dialami beberapa klub yang terpaksa kehilangan pemasukan selama partai kandang. Dari sejumlah keterangan klub, diprediksi rata-rata klub rugi antara Rp 100 juta hingga Rp 400 juta, tergantung pada banyaknya partai kandang yang raib.
Apalagi beberapa partai kandang tersebut adalah partai yang menjanjikan secara finansial lantaran bertemu klub papan atas atau yang selama ini memiliki nama besar, seperti Persipura, Persija, Sriwijaya FC, Persib, dan Arema, serta Persik.
“Rugi sudah pasti karena dua partai melawan Persik dan Arema adalah partai besar yang sangat diminati penonton di Balikpapan,” ungkap Agusminsyah, ketua panpel Persiba yang menganggap bantuan sebesar Rp 75 juta per partai kandang dari BLI masih kurang. Bagi klub-klub kecil atau yang minim penonton, sejujurnya malah untung, seperti Pelita Jaya, Deltras, dan Persitara.
KERUGIAN KLUB
Persijap Rp 600 juta (vs Persib, Persipura, Persiwa)
Persija Rp 200 juta (vs PSM, PSMS, Deltras)
Persiba Rp 150 juta (vs Arema, Persik)
Pupuk Kaltim Rp 100 juta (vs Persik, Arema)
Sriwijaya FC Rp 200 juta (vs Persiba, Pupuk Kaltim)
Persik Rp 200 juta (vs Persija, Persela)
Arema Rp 400 juta (vs Persija)
Persela Rp 200 juta (vs Deltras, PSM)
PSM Rp 300 juta (vs Arema, Persik)
Kerugian Lain
Kontrak Iklan Batal
Sentralisasi pertandingan tak hanya membuat klub rugi materi, tetapi juga imateriel berupa hilangnya kepercayaan sponsor akibat kasus penundaan dan pemindahan tempat pertandingan di luar kota atau stadion yang sudah disepakati selama masa kontrak.
“Beberapa sponsor mungkin bisa mengerti meski akhirnya juga tidak senang atas kasus ini. Tetapi, iklan a-board yang hilang jelas membuat kami mengalami kerugian karena bermain di luar SUGBK,” ungkap Bambang Sucipto, Direktur Umum PT Persija Jaya.
Bambang belum membuat perhitungan dari kerugian iklan ini. Namun, dari jumlah tiga partai kandang yang hilang selama periode ini, pihaknya mengaku akan lebih kesulitan di masa datang untuk melakukan kontrak perjanjian dengan sponsor.
Sementara itu, manajemen Deltras, yang lebih sering tombok ketimbang untung dalam menggelar partai kandang, justru tak peduli. Apalagi kini mereka mendapat suntikan dana dari pihak ketiga, seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) cabang Sidoarjo.
”Untung ada sumbangan dari pengusaha di Sidoarjo. Dana itu pula yang sebagai tombokan setiap ada kekurangan saat laga kandang,” tutur Iwan Suwantah, ketua panpel Deltras.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda