CALON PELATIH TIMNAS U-23

Satu Angkatan dengan Enzo Francescoli

koncomacan-Satu lagi pelatih asing akan kembali menangani timnas Indonesia. Meski belum diputuskan menangani tim Merah Putih, Cesar Payovich Perez sudah memberikan harapan.
MULAI kemarin (1/4), timnas U-23 resmi digembleng di Palembang, Sumatera Selatan. Mereka dipersiapkan untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya di SEA Games 2009 di Laos pada Desember mendatang.

Di Palembang pun, ada sosok baru yang belum dikenal publik sepak bola Indonesia. Siapa dia? Dia adalah Cesar Payovich Perez. Berbeda dengan pelatih sebelumnya, Pelatih kelahiran 12 Desember 1958 itu justru mengusung program tidak lumrah, yaitu open group.
Maksudnya, tidak ada satu pun pemain yang mutlak menggunakan jersey Merah Putih. Sebab, jika selama seleksi di Kota Mpek-Mpek itu ada pemain yang "malas" atau tidak memenuhi kriteria, mereka langsung dicoret.

"Kalau ada pemain yang lebih bagus di luar pemain seleksi, tentu akan kami ambil," ungkap Cesar di The Jayakarta Hotel, Palembang, kemarin.
Saat ini, ada 36 pemain yang diseleksi. Rentang 15 hari ke depan (hingga 15 April), mereka akan diciutkan menjadi 15 pemain. Kondisi tersebut akan berubah jika di antara 15 pemain itu, tak ada yang memenuhi persyaratan versi Cesar.

Menurut dia, gonta-ganti pemain tidak akan mengganggu program. Justru itu salah satu cara menjadikan pemain-pemain muda Indonesia jauh lebih berkembang. "Tentu ada batas atau periode sampai kapan gonta-ganti pemain," lanjut pelatih yang mengawali karir pemain di Levenser (Liga Uruguay) sejak 1976 itu.

Di Uruguay, Cesar Payovich terbilang pelatih sukses, tapi bukan di level senior, namun junior. Bahkan, saat ini, Cesar merangkap pelatih timnas U-16.
Kebetulan, saat ini, Syamsir Alam dkk memang sedang belajar di negara di Amerika Selatan tersebut. "Pembinaan usia muda di Uruguay justru lebih baik dari Brazil dan Argentina. Itu sudah diakui di dunia," sambungnya.

Semasa jadi pelatih, banyak pemain yang "ditelurkannya" menjadi bintang-bintang dunia. Di antaranya, Dario Silva, salah seorang legenda hidup Uruguay yang memperkuat tim berjuluk timnas Uruguay rentang 1994-2005. Kali terakhir, pria kelahiran Treinta Tres, 2 November 1972, tersebut membela Portsmouth, Inggris.

Ada juga Sebastian Abreu. Pria 32 tahun itu adalah salah satu pilar penting timnas Uruguay sejak 17 Juli 1996. Abreu juga tampil pada Piala Dunia 2002 di Jepang-Korsel. Selain itu, dia ikut bermain pada edisi 1997 dan 2007 di Copa Amerika. Musim 2009 ini dia memperkuat Real Sociedad, Spanyol.

''Mereka sempat menjadi salah satu pemain termahal. Saya ingin, pemain Indonesia menjadi seperti itu. Sebab, kualitas talentanya sangat menjanjikan," ujar Caesar.
Sebagai pemain, Cesar juga brilian. Anda mungkin ingat Enzo Francescoli, pemain timnas Uruguay paling bersinar di Piala Dunia 1986 dan 1990. Selain itu, Enzo pernah meraih seabrek penghargaan, termasuk pemain terbaik Amerika Selatan 1995. Klub yang dibelalanya pun mulai River Plate (Argentina), Marseille (Prancis), hingga klub Italia, Cagliari dan Torino. Nah, Enzo satu angkatan dengan Cesar.

Bedanya, Enzo di striker (penyerang), Cesar di pertahanan. Namun, Cesar terbekap cedera lutut kanan sangat parah sejak 1989. Karirnya pun terhenti. Klub terakhir yang dibelanya adalah Union Santa FC, salah satu liga pro di Argentina. "Saya tertarik di junor karena lebih gampang menanganinya," tegasnya.

KARIR PELATIH CESAR PAYOVICH
1989-1994 : Defensor FC (Cile)
1994-1995 : Cobresol FC (Peru)
1998-2001 : Defensor FC (Uruguay)
2001-2005 : Cernito (Uruguay)
2008 : Timnas Indonesia U-16
2009 : Timnas Indonesia U-23